Nasi Berkah
Masa kecil yang indah...
Menunggu Bapaku pulang kenduri/( kenduren)sampai larut malam,tak jarang sampai tertidur...
Untuk apa,? Menunggu Berkat.
Saat bapaku pulang, dengan wajah sumringah membangunkanku dan anggota keluarga yang tidur...
Kami berkumpul disebuah ruangan, kulihat jemari ibu,keriput,berminyak meyisir daging ayam tak lebih besar dari Jempol kaki orang dewasa dan membagikanya sama rata kepada lima anggota keluarga,kecuali Bapaku.Beliau menolak dengan alasan sudah makan dirumah Shohibul hajat.Terkadang aku berebut jajanan yang ada dalam bingkisan berkat dengan kakaku sampai aku menangis tak dapat jajan yang aku inginkan.
Kami merasakan kenikmatan spiritual yang sangat luar biasa dari Tradisi kearifan lokal..
Sangat Berbeda diEra Millenial ini.
Tak jarang berkat itu sampai dirumah tak ada yang memakanya,bahkan untuk menyentuhnya.
Padahal orang tua kita saat pulang membawa berkat dengan wajah cerah berharap anak2nya senang.
Andai kamu tau...
Nasi berkat itu berkah...
Jajan berkat itu berkah..
karena sudah dibacakan kalimah toyibah...
Tahlil,Sholawat,Dan belum ketika Shohibul Hajat meminta untuk sema'an Al-Qur'an...
Sungguh disayangkan.#red
|